Selasa, 25 Oktober 2011

Kekayaan, Kesuksesan Atau Cinta ??



Suatu ketika, ada seorang perempuan yang kembali pulang ke rumah,dan ia
melihat ada 3 orang laki-laki berjanggut yang duduk di halaman depan.
Perempuan itu tidak mengenal mereka semua. Perempuan itu berkata: "Aku
tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari
masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Laki-laki
berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?
Perempuan itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar. "Oh kalau begitu,
kami tak ingin masuk.
Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, kata laki-laki itu. Di waktu
senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua
kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia
berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan
mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.
Perempuan itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke
dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata laki-laki
itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya perempuan itu karena merasa
heran.
Salah seorang laki-laki itu berkata, "Nama dia Kekayaan,"katanya sambil
menunjuk seorang laki-laki berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang
ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu laki-laki berjanggut
lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya
kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.
Perempuan itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan laki-laki di
luar. Suaminya pun merasa heran. "Oh...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau
begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini
penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia
bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja?
Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen
gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun
ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih
baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan
nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan
pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan
malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.
Perempuan itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 laki-laki itu. "Siapa
diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi
tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah.
Oh..ternyata, kedua laki-laki berjanggut lainnya pun ikut serta.
Karena merasa ganjil, perempuan itu bertanya kepada si Kekayaan dan si
Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi
kenapa kamu ikut juga? Kedua laki-laki yang ditanya itu menjawab
bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan,
maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si
Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya.
Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.
Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa
melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada
jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami
menjalani hidup ini.

Mencintai Yang Tidak Sempurna


Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, itu
bukan pilihan, itu kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itupun adalah
kesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan
segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang
terjadi, itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih
menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu dan tetap memilih
untuk mencintainya, itulah pilihan. Perasaan cinta, simpatik, tertarik,
datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.
Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang mungkin
sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung
pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada
seseorang yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu.
Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk
mendapatkannya, atau tidak...
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan
tetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk
dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna
dengan cara yang sempurna.

Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan

Kulitnya kehitaman. Wajahnya jauh dari cantik. Usianya tak bisa lagi
dibilang muda. Waktu pertama kali masuk ke rumah perempuan itu, hampir
saja ia percaya ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu
sejenak ragu. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera
kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan
mencintai perempuan itu. Apapun risikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah
lama kutabung, pakailah ini untuk mencari perempuan idamanmu, aku hanya
membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang
istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk
mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup
mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan
ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang
menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku
memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik.
Perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku.
Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan
ketidakrupawanan wajah dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah
kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta, ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta
adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai
dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti
pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya
menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati,
terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta
besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat,
bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya
integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita
cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama
adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bisa bertahan lama bukan karena
perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada
henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.
Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia
memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus
melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Bahasa Cinta

Bila cinta memanggilmu, turutlah bersamanya. Kendati jalan yang mesti
engkau lalui sangat keras dan terjal. Ketika sayap-sayapnya merangkulmu,
maka berserah dirilah padanya. Sekalipun pedang-pedang yang
bersemayam di balik sayap-sayap itu mungkin akan melukaimu. Ketika ia
bertutur kepadamu, maka percayalah padanya. Walaupun suaranya akan
memporak porandakan mimpi-mimpimu laksana angin utara yang meluluhlantakkan
tetanaman.

Cinta akan memahkotai dan menyalibmu. Menyuburkan dan mematikanmu.
Membumbungkanmu terbang tinggi, mengelus pucuk-pucuk rerantinganmu
yang lentik dan menerbangkanmu ke wajah matahari. Namun cinta juga
akan mencekik dan menguruk-uruk akar-akarmu sampai tercabut dari
perut bumi.
Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya.
Meloloskanmu sampai engkau bugil bulat. Mengulitimu sampai engkau
terlepas dari kulit luarmu. Melumatmu untuk memutihkanmu.
Meremukkanmu sampai engkau menjelma liat.
Lantas,
Cinta akan membopongmu ke kobaran api sucinya. Sampai engkau berubah
menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan.
Cinta melakukan semua itu hanya untukmu sampai engkau berhasil menguak
rahasia hatimu sendiri. Agar dalam pengertian itu engkau sanggup menjadi
bagian dari kehidupan. Jangan sekali-kali engkau ijinkan ketakutan
bersemayam di hatimu. Supaya engkau tidak memperbudak cinta hanya
demi meraup kesenangan. Sebab memang akan jauh lebih mulia bagimu.
Untuk segera menutupi aurat bugilmu dan meninggalkan altar pemujaan
cinta. Memasuki alam yang tak mengenal musim. Yang akan membuatmu
bebas tersenyum, tawa yang bukan bahak, hingga engkau pun akan
menangis, air mata yang bukan tangisan.

http://www.ebookdahsyat.cjb.net
29
Cinta takkan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri.
Dan tidak sekali-kali menuntut apapun kecuali wujudnya sendiri itu pula
Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai. Lantaran cinta
terlahir hanya demi cinta.
Manakala engkau bercinta, jangan pernah engkau tuturkan, "Tuhan
bersemayam di dalam lubuk hatiku". Namun ucapkanlah, "Aku tengah
bersemayam di lubuk hati Tuhan". Jangan pula engkau mengira bahwa
engkau mampu menciptakan jalanmu sendiri Sebab hanya dengan seijin
cintalah jalanmu akan terkuak.
Cinta tidak pernah mengambisikan apapun kecuali pemuasan dirinya sendiri
Tetapi bila engkau mencintai dan terpaksa mesti menyimpan hasrat, maka
jadikanlah hasratmu seperti ini :
Melumatkan diri dan menjelma anak-anak sungai yang gemericik
mengumandangkan tembang ke ranjang malam Memahami nyerinya rasa
kelembutan Berdarah oleh pandanganmu sendiri terhadap cinta
Menanggung luka dengan hati yang penuh tulus nan bahagia Bahagia dikala
fajar dengan hati mengepakkan sayap-sayap Dan melambaikan rasa syukur
untuk limpahan hari yang berbalur cinta Merenungkan muara-muara cinta
sambil beristirahat di siang hari. Dan kembali dikala senja dengan puja
yang menyesaki rongga hati.
Lantas,
Engkaupun berangkat ke peraduanmu dengan secarik doa. Yang disulurkan
kepada sang tercinta di dalam hatimu Yang diiringi seuntai irama pujian
yang meriasi bibirmu...

logika

 Manusia adalah makhluk yang berpikir. Berpikir sudah merupakan bakat dan bawaan manusia. Setiap manusia pasti berpikir. Dan sudah semestinya manusia untuk berpikir karena realitas tidak selalu hadir di hadapannya. Justru kalau dibandingkan dengan realitas yang hadir di hadapannya, maka yang tidak hadir jauh lebih banyak. Lantas apa hubungannya antara berpikir dan kehadiran realitas? Hubungannya sangat erat. Manusia berpikir untuk tahu realitas. Lalu, manusia tahu realitas untuk mengambil sikap dan tindakan terhadap realitas tersebut. Bisa bertindak diam, tertarik, ogah karena tidak menarik, terhibur atau menggebu untuk menghampiri realitas yang sudah ada di hadapannya. Tentu masuk pada maksud tahu realitas adalah ada atau tidak adanya yang diduga sebagai realitas. Maksudnya, bisa jadi manusia tidak bertindak apa-apa karena yang dipradugakan sebagai realitas ternyata bukan realitas, katakan saja seperti fatamorgana yang diduga sebagai air.
Inilah fakta yang berlaku pada manusia. Dia berpikir. Berpikir berarti sebuah proses mencari tahu tentang apa pun untuk diidentifikasi sebagai ada atau tidak ada. Karena berpikir merupakan sebuah proses, tak pelak manusia dari sisi pengetahuan adalah manusia setengah jadi, atau justru separuh jadi, atau lebih parah lagi belum jadi. Tak heran bila manusia tanpa tahu seperti binatang ternak.
Jadi, karena berpikir adalah manusia itu sendiri, maka semua tindakan dan sikapnya terhadap realitas tidak lepas dari proses itu, siapa pun manusianya. Tapi, berpikir saja tidak cukup. Banyak yang berpikir tepat tapi tidak tepat sasaran, atau sampai pada tepat sasaran tapi tidak tepat berpikir, atau malah keduanya: tidak tepat berpikir dan sasaran. Apa yang kurang? Yang kurang adalah metode berpikir. Meski berpikir adalah bawaan manusia, tapi tidak dengan metodenya. Manusia berpikir dari pertama, tapi tidak bermetode sejak semula. Manusia harus mencari dan merumuskan metode bagaimana dia berpikir tepat, bahkan efisien. Jika metode harus dicari, maka dengan metode apa metode itu dicari. Apa dihadapkan pada lingakaran setan? Ada satu hal yang pasti pada metode berpikir, yaitu metode dasar, di mana ini merupakan inti dari berpikir itu sendiri. Metode dasar ini bukan sesuatu yang ditambahkan pada kegiatan berpikir, melainkan berpikir itu sendiri. Jadi sebenarnya apa yang sedang kita cari? Sederhana saja: kita sedang mencari sebuah metode panjang tahap lanjut di luar metode dasar itu. Metode dasar merupakan modal awal yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia untuk bekal pengembangan metode tahap lanjut. Tanpa metode dasar itu manusia tidak akan pernah pintar. Tentu, tidak semua manusia berhasil menjalankan misi pengembangan ini. Lebih banyak yang tidak berhasilnya dibanding yang berhasil. Di antara mereka yang berhasil adalah Aristoteles. Aristoteles adalah bapak dari logika tahap lanjut. Kaidah berpikir setahap demi setahap diungkap dan dirumuskan. Sebagai hasilnya: kita saat ini sudah disuguhkan dengan sebuah sistem tepat berpikir dengan disiplin ilmu yang diberi nama logika. Meski pengembangan tidak akan berakhir cepat bahkan tidak akan berakhir, logika masa kini sudah cukup memadai dan menyeluruh. Jadilah dengan mudah kita bisa dibandingkan dengan masa-masa lalu membedakan mana berpikir dengan kaidah dan tanpa kaidah. Berpikir salah banyak penyebabnya. Boleh jadi karena meski sudah berkaidah tapi tidak didukung oleh premis-premis yang mamadai. Boleh jadi berpikir tanpa kaidah tapi secara kebetulan sampai pada sasaran. Atau boleh jadi berpikir tanpa kaidah dan premis yang memadai. Oleh karena itu, logika dibagi dua: logika formal dan logika material. Yang pertama tentang kerangka berpikir, dan yang kedua tentang bahan berpikir.
Ringkasnya, logika adalah cara berpikir tepat sasaran. Sedangkan berpikir logis adalah berpikir secara tepat baik dalam kerangka maupun materi. Siapa saja disebut sudah berpikir logis bilamana sudah tepat dalam berpikir, baik dalam kerangka maupun bahan.